watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

AKIBAT BERTEMU CWE MISTERIUS

Saat itu aku masih berumur 10 tahun, lebih
sedikit, pokoknya kelas IV SD, cukup kecil
mungkin. Tetapi pada saat itulah kejadian yang
akan mengubah hidupku selamanya terjadi.
Sebenarnya, seperti anak-anak SD pada
umumnya, tentunya belum tahu apa itu alat
kelamin, dan belum punya perasaan atau
prasangka macam-macam apabila seseorang
memperlihatkan atau menunjukkannya pada
kita, aku yakin itu, namun suatu hari, hal itu
berubah setelah kejadian itu.
Suatu hari setelah usai belajar kelompok dengan
teman-teman, aku bermaksud mengantar
pulang salah satu temanku cewek, yang
rumahnya agak jauh, sementara kami biasa
belajar mulai habis maghrib hingga selesai yang
kadang sampai pukul 21:00 WIB, sehingga tidak
berani pulang sendirian. Dia biasa kupanggil Na,
umurnya sebaya denganku, cewek terpandai di
kelasku, sehingga banyak kelompok belajar yang
memperebutkannya, dan beruntung dia mau
menjadi anggota kelompok kami.
Kisah ini berawal dari sini, aku boncengkan dia
pulang ke rumahnya dengan sepeda kecilku.
Kukayuh pelan-pelan, santai saja lagian belum
terlalu malam untuk ukuran desaku, karena baru
pukul 20:00 lebih sedikit, dan malam itu rupanya
agak ramai. Hingga akhirnya memasuki jalan
yang kanan-kirinya banyak ditumbuhi bambu.
Ya, tempat ini yang ditakuti oleh Na, aku sih biasa
saja kalau ada teman, tetapi kalau sendirian yang
paling-paling ngebut saat melintasi jalan itu, ngeri
sih. Namun, rupanya malam ini tidak demikian,
karena terlihat sebuah mobil akan melintas ke
arah kami. Tetapi tiba-tiba mobil itu berhenti di
depan kami dan segera keluar seorang wanita
dari pintu kemudi, kuhentikan sepedaku,
sepertinya wanita itu mau menanyakan sesuatu
kepada kami.
Rupanya dugaan kami keliru, wanita itu
mengeluarkan pistol dari balik bajunya dan
menodongkannya kepada kami. Berdua kami
terperanjat dan mau berteriak, tetapi urung
terlaksana kami sudah diancam dengan nada
serius, sehingga kami pun menuruti saja apa
maunya. Sepedaku pun dilemparkan ke semak-
semak, sehingga tidak mencurigakan, dan kami
disuruh masuk ke mobilnya. Di dalam mobil
Panther itulah kami berdua kehilangan kesucian.
Awalnya dia menyuruh kami duduk di kursi
yang sudah direbahkan, kami tidak tahu akan
diapakan, yang jelas kemudian dia melepaskan
bajunya satu persatu sambil terus menatap kami
berdua. Kami pun diam saja karena memang
tidak tahu maksudnya. Setelah lepas semua baju
dan telanjang bulat, dia menyodorkan kedua
puting susunya kepada kami. Kami tidak mau,
tetapi segera mendapat ancaman lagi, sehingga
kami pun terpaksa melakukannya juga. Aku dan
Na pun mengisap puting susunya bersamaan.
Dia pun sepertinya menikmati hisapan kami
berdua sambil tangannya mengelus-eluskan
selakangannya. Kami pun terus melakukannya
seperti yang dia mau, sementara payudaranya
semakin membesar saja, dengan sesekali dia
meremas-remasnya sendiri, hingga benar-benar
mengeras.
Kami tersentak ketika tiba-tiba kedua tangannya
meraih selakangan kami, tapi tidak ada yang bisa
kami perbuat selain menurut. Aku pun
merasakan penisku diremas-remasnya sehingga
menegang, sementara mulutku masih mengisap
puting payudaranya. Tak lama kemudian dia
menyuruh kami berhenti mengisapnya. Tapi apa
yang diperbuatnya, tangannya beralih ke Na
yang sedang telentang, dibukanya pakaiannya
satu persatu hingga telanjang bulat, demikian
juga terhadapku. Sehingga kami bertiga
telanjang semua. Dia pun beraksi, mulai dengan
Na dia menciumi sekujur tubuh Na, mengisap
payudaranya, menjilati seluruh tubuhnya dan
mengisap dalam ketika tepat di selakangan Na.
Na pun hanya dapat mendesis pasrah, sambil
sesekali menjerit kecil, bahkan menggelinjang
seiring jilatan-jilatan wanita itu di tubuhnya. Aku
sendiri disuruhnya mengocok penisku, aku tidak
tahu harus dikocok segala, sementara kurasakan
penisku semakin keras saja.
Sesaat kemudian dia beralih ke arahku. Setelah
puas dengan Na, langsung saja dia menciumiku,
hingga aku merasakan kegelian di seluruh
tubuhku. Akhirnya dia berhenti di pangkal
pahaku, mempermainkan penisku yang sudah
mengeras dan kemudian melumatnya. Aku
merasakan perasaan lain saat dia tiba-tiba
menghisap penisku. Aku pun hanya dapat
mengerang dan berkelojotan kegelian,
sementara deru nafasnya pun semakin tidak
karuan saja.
Kemudian dia berhenti dan beralih posisi. Kini dia
yang berbaring, sementara kami yang berdiri.
Dia menyuruh Na duduk di perutnya
membelakangi aku, Na pun menurut saja.
Kemudian disuruhnya Na merebahkan
tubuhnya, sehingga tepat di payudaranya agar
nanti menghisapnya lagi bergantian, sementara
aku, dengan agak kasar dan sambil memegang
penisku, dibimbingnya penisku ke arah
selakangannya. Kemudian aku disuruh
memasukkan penisku ke lubang di
selakangannya dan menggerakkan tubuhku
maju mundur di vaginanya. Dan tanganku
diletakkan pada dada Na supaya aku meremas
dadanya saat dia memberi aba-aba untuk
memulai secara bersamaan nanti.
Setelah semua telah diaturnya, dia pun
menyuruh kami memulai. Sesuai apa yang
disuruhnya tadi, Na pun mengisap bergantian
payudaranya yang mengeras dan aku pun
mengocokkan penisku di vaginanya. Kali ini
wajahnya yang tadi serius berubah total saat
kami melakukan seperti apa yang disuruhnya.
Dia mendesis, menggelinjang menikmati apa
yang kami lakukan secara bersamaan, beberapa
kali dia memekik tertahan sambil menggelinjang
menggoyangkan tubuhnya. Mulutnya
menganga dan sesekali tangannya memegang
pinggangku dan merapatkannya di tubuhnya.
Sementara tanganku meremas-remas buah
dadanya, sehingga dia pun kadang-kadang
mengerang kegelian. Aku sendiri merasakan
sesuatu yang aneh merambahi sekujur tubuhku.
Aku tak tahu apa yang terjadi padaku, apalagi
saat kubenamkan penisku di vaginanya, rasanya
seperti geli tapi di seluruh tubuhku, sehingga
dalam mobil itu yang terdengar hanya nafas
yang terengah-engah yang kadang diselingi
erangan penuh kenikmatan.
Tapi itu tak bertahan lama, karena sesaat
kemudian kurasakan tubuh wanita itu
mengejang, menggelinjang tak karuan dan
mengerang dengan nafas berkejaran. Kemudian
tiba-tiba dia menjepitkan kakinya di tubuhku,
sedangkan kedua tangannya memeluk erat kami
berdua sambil mengerang panjang dan
tubuhnya melemas. Sesaat kami dalam
pelukannya, dan keringat kami pun membasahi
tubuh kami bertiga, kurasakan vaginanya
mengeluarkan cairan dan mengenai penisku
yang masih di dalam vaginanya. Dia kemudian
melepaskan pelukannya sambil tersenyum
simpul penuh makna.
Kemudian dia menyuruh kami berganti posisi
lagi, kali ini Na yang ada di kursi, sementara aku
berdiri dan wanita itu ada di belakangku. Dia
kemudian menyuruhku memasukkan penisku ke
vaginanya Na. Aku pun tidak dapat menolaknya.
Aku pun memasukkan penisnya ke tubuh Na, Na
pun menjerit kesakitan. Dengan sigap dia
menyodorkan puting susunya ke mulut Na,
sehingga Na tidak menjerit kesakitan lagi, dan
aku pun menggoyangkan tubuhku sesuai
perintah wanita itu, sementara terlihat darah
mengalir dari vaginanya Na.
Sementara kami melakukan adegan itu, wanita
itu duduk di belakang kami memperhatikan
gerak penisku maju-mundur di vaginanya Na,
dan kemudian membersihkan darahnya Na.
Sedangkan kami pun tetap melakukan adegan
tadi hingga kurasakan semakin enak saja,
sepertinya Na juga merasakan hal yang sama
sepertiku, karena dia tidak lagi menjerit, tapi
mengerang dengan nafas naik turun. Tiba-tiba
dari belakang Wanita itu menghentikan apa yang
kami lakukan, sesaat dia menjilati penisku yang
benar-benar lain rasanya dan menjilati juga
vaginanya, kemudian kembali memasukkan
penisku ke vaginanya Na dan menepuk
bokongku untuk meneruskan lagi mengocok.
Hingga tak lama kemudian kulihat Na semakin
terengah-engah dan mulai menggoyangkan
tubuhnya ke kanan ke kiri sepertinya tak tahan
lagi menahan sesuatu yang mau keluar,
sedangkan mulutnya menganga mengeluarkan
suara erangan-erangan kecil.
Wanita itu melihat apa yang terjadi pada Na,
langsung dia ikutan menjilati payudara Na,
sehingga Na semakin tak karuan menggelinjang,
dan akhirnya dia pun mengerang panjang
sambil tubuhnya mengejang tak karuan. Aku
pun semakin mempercepat kocokan penisku di
vaginanya, dan dia pun kemudian kurasakan
tubuhnya mengendur lemas dan terbaring di
kursi. Kurasakan vaginanya basah oleh cairan
yang mengalir dari dalam. Aku pun kemudian
disuruh wanita itu mengeluarkan penisku dari
vaginanya. Aku pun sudah dari tadi sebenarnya
merasakan kenikmatan dari apa yang kulakukan,
tapi ternyata rasa itu lama bertahan dalam
tubuhku.
Kemudian wanita itu menyuruh Na untuk
mengocok penisku dengan mulutnya dan
mengisapnya. Ternyata rasa nikmat itu kembali
merasuki tubuhku dan semakin memuncak,
sementara hisapan-hisapannya semakin panjang
saja, rupanya dia juga menikmatinya. Hingga
saat dia mengisapnya sangat panjang, aku pun
tak tahan lagi. Dan aku pun mengingatkan Na
agar menghentikan apa yang dilakukannya,
karena kukira aku mau kencing. Ternyata setelah
Na menghentikan sedotannya, malah penisku
kemudian diraih oleh wanita itu, dan
dimasukkannya ke mulutnya. Dimasukkannya
penisku hingga tak tersisa, kemudian dihisapnya
dalam-dalam, hingga aku tak tahan lagi.
Seiring erangan panjangku, aku merasakan hal
yang luar biasa, tubuhku menggigil merasakan
kenikmatan yang tiada tara. Penisku yang sudah
dikeluarkan dari mulut wanita itu
menyemburkan cairan putih kental yang
langsung dicegat oleh mulutnya lagi dan
ditelannya. Bahkan cairan yang tak lain adalah
sperma pertamaku itu yang masih tersisa di
penisku pun dijilatinya hingga tak tersisa. Setelah
itu kurasakan lemasnya tubuhku, demikian pula
yang kulihat pada Na maupun wanita itu.
Kemudian dengan kasar dia menyuruhku segera
berpakaian kembali. Setelah itu kami diberi
minuman seperti jus jeruk, tetapi setelah
beberapa saat kami minum, kami merasa
ngantuk berat, kemudian tertidur dan tak
sadarkan diri. Kami baru terjaga saat banyak
orang mengerubungi kami sambil membawa
lampu yang sangat terang. Kami bingung
melihat kejadian itu, karena kami berdua tidak
lagi di dalam mobil, tetapi sudah berada di
semak-semak dekat rumpun bambu bersama
sepedaku.
Aku pun bertanya kepada mereka, katanya kami
baru saja dibawa gondoruwo. Tapi sebenarnya
tidak, karena besoknya kami berdua merasakan
kesakitan pada alat kelamin kami, dan ketika
kembali ke tempat itu, di sana memang aku
menemukan bekas ban mobil. Untung saja
kejadian itu tidak diketahui oleh masyarakat yang
lainnya. Hanya saja kejadian tersebut
membuatku menjadi seperti mendapatkan
tekanan perasaan bersalah terhadap Na. Bahkan
setelah itu, kadang-kadang timbul keinginan
untuk mengulanginya, sehingga sering aku
melampiaskannya dengan onani, atau melamun
sendiri di kamar karena dihantui perasaan itu.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/897
U-ON

inc Powered by Xtgem.com